Blogroll

Tuesday, January 5, 2010

Azan Bilal bin Rabah

Ini kisah seorang hamba sahaya yang menjadi sahabat Rasulullah saw yang bernama Bilal bin Rabah ra .
Sesosok kulit hitam ini adalah seorang muadzin pertama yang mengumandangkan azan di atas Ka’bah yang dapat menggetarkan seluruh umat yang mendengar suara merdunya, menjadi sebuah semangat untuk menunaikan sholat ketika kita mendengarnya . Subhanallah .

Rasulullah saw selalu mempercayai Bilal bin Rabah menjadi muadzinnya ketika Beliau menjadi imam dalam sholat. Itu terjadi setiap waktu, selama Rasulullah masih hidup .
Namun, hari Jum’at, saat Rasulullah menghembuskan nafas terakhirnya adalah hari terakhir ia mengumandangkan azan. Setelah itu, ia berjanji untuk tidak akan menjadi seorang muadzin lagi tanpa Rasulullah yang menjadi imamnya .

Tak ada satu orang pun yang dapat membujuk Bilal untuk menggoyahkan janjinya .
Begitu cintannya seorang Bilal bin Rabah kepada Rasulullah saw, ia jatuh sakit .
Istrinya yang sangat mengkhawatirkan kondisinya tersebut pun berkata, “begitu sedihnya diriku kalau kau mati meninggalkan aku ..”
Namun, Bilal bin Rabah menjawab, “begitu bahagianya aku ketika aku dapat menemui Rasulullah, begitu rindunya aku kepada Nya ..”

Penduduk mekkah sangat rindu mendengar suara azan Bilal bin Rabah namun, telah berpuluh tahun Bilal bin Rabah tetap pada janjinya .

Suatu hari Bilal bin Rabah mendengar suara “Bilal .. Bilal ..” “kumandangkanlah azan ..”
Bilal bin Rabah terhentak . “Rasulullah ..” “Rasulullah datang menemuiku ..” katanya dalam hati .
Ia mendengar suara yang sangat persis dengan suara Rasulullah saat itu .
Kemudian Bilal menoleh, ia mendapatkan seorang anak kecil yang berdiri dibelakangnya .

Itu Hasan bin Ali bin Abu tholib, cucu Rasulullah saw .

Dikisahkan, Hasan bin Ali bin Abu tholib adalah satu-satunya orang yang diberi anugrah oleh Allah swt, sehingga ia mempunyai perawakan yang sama seperti Rasulullah saw, bahkan suaranya pun benar-benar mirip dengan rasul Allah swt .

“kumandangkanlah azan wahai paman Bilal ..”Hasan membujuk Bilal kembali .
Bilal menangis saat itu, ia memeluk Hasan seakan ia memeluk Rasulullah saw .
“aku rindu kepada mu wahai Rasulullah, aku telah berjanji tidak akan menjadi muadzin lagi selama Engkau tidak lagi menjadi imamnya .. aku rinduuu ..”
“penduduk mekkah telah lama menunggu merdunya suara azan darimu wahai Bilal..” kata Hasan .
Bilal tetap menangis . Ia merenung sejenak sebelum ia memutuskan untuk kembali mejadi seorang muadzin.

Kemudian Bilal melangkah. Ia berdiri di atas Ka’bah seperti saat pertama kali ia mengumandangkan azan .
Lalu ia kumandangkan azan itu .
Kota mekkah yang saat itu ramai sejenak hening, seakan Mekkah adalah kota tak berpenghuni .

“suara azan ituu ..”
“itu suara azan Bilal ..”
“itu Bilal ..”


Penduduk Mekkah yang pernah mendengar suara azan Bilal pun tersentak setelah berpuluh tahun ia tidak mendengar suara itu .
Begitu semangatnya , seluruh umat muslim datang berbondong-bondong kearah azan Bilal dan menunaikan sholat berjamaah .

Beberapa tahun kemudian, kondisi Bilal bin Rabah semakin menurun drastis, seiring bertambahnya kerinduannya pada nabi besar Rasulullah saw dan sang muadzin pertama itupun menghembuskan nafas terakhirnya . Innalillahi wa inna ilaihi rajiun ..


p.s : ini adalah rangkuman yang saya dengar dari ceramah seorang ustad tanggal 31 Desember 2009 .

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review