This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
Thursday, May 30, 2013
Perbedaan Rangkuman dan Ikhtisar
1:57 AM
nanda supremo
No comments
Perbedaan Rangkuman dan Ikhtisar
Mulailah dari menulis sebuah
karangan sederhana menuju yang lebih kompleks! Nasihat ini mungkin perlu
dicamkan bagi para penulis pemula. Sebelum Anda mencoba menulis sebuah esai,
editorial, artikel, resensi, berita, laporan penelitian dan sebagainya, Anda perlu
memulai dengan berlatih menulis rangkuman dan ikhtisar. Dengan menulis
rangkuman dan ikhtisar, selain Anda terlatih untuk menulis, juga dapat menambah
wawasan Anda tentang sesuatu sebagai bekal seorang penulis. Hal itu disebabkan
Anda harus membaca terlebih dahulu sebuah tulisan yang akan Anda rangkum atau
ikhtisarkan.
Pada bagian ini akan diuraikan
berbagai masalah yang berhubungan dengan rangkuman dan ikhtisar, mulai dari
pengertian sampai dengan bentuk-bentuk rangkuman dan ikhtisar. Memang, tidak sedikit
pembaca yang menyamakan antara pengertian rangkuman dan ikhtisar. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rangkuman dan ikhtisar tidak dibedakan. Akan
tertapi, sebenarnya antara rangkuman dengan ikhtisar terdapat sedikit
perbedaan. Untuk mengetahui perbedaan di antara keduanya, berikut ini akan
diuraikan satu per satu.
Pengertian Rangkuman dan Ikhtisar
Rangkuman merupakan hasil kegiatan
merangkum. Rangkuman dapat diartikan sebagai suatu hasil merangkum atau
meringkas suatu tulisan atau pembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih
singkat dengan perbandingan secara proporsional antara bagian yang dirangkum
dengan rangkumannya (Djuharni, 2001). Rangkuman dapat pula diartikan sebagai
hasil merangkai atau menyatukan pokok-pokok pembicaraan atau tulisan yang
terpencar dalam bentuk pokok-pokoknya saja.
Rangkuman sering disebut juga ringkasan, yaitu
bentuk ringkas dari suatu uraian atau pembicaraan, sedangkan ikhtisar disebut
juga intisari dari suatu uraian atau pembicaraan. Pada tulisan jenis rangkuman,
urutan isi bagian demi bagian, dan sudut pandang (pendapat) pengarang tetap
diperhatikan dan dipertahankan. Hal itu berbeda dengan ikhtisar. Ikhtisar juga
merupakan bentuk ringkas dari suatu uraian atau pembicaraan, namun dalam
pembuatannya tidak perlu mempertahankan urutan isi dari suatu karangan secara
proporsional. Penulisan ikhtisar bisa saja langsung tertuju pada pokok
permasalahan.
Cara Membuat Rangkuman dan Ikhtisar
Merangkum atau meringkas suatu
bacaan bertujuan untuk menguji kemampuan penulis pemula dalam menemukan
pokok-pokok permasalahan sebuah tulisan, kemudian menyusun kembali dalam sebuah
tulisan yang lebih ringkas. Di dalam membuat suatu rangkuman, penulis bisa
langsung mengemukakan isi suatu uraian atau pembicaraan itu tanpa harus menggunakan
kalimat penyambung. Yang dimaksud dengan kalimat penyambung itu adalah
menggunakan pernyataan dengan kata-kata:
“Pada buku yang berjudul Terampil Meringkas,
pengarang memulai dengan penjelasan tentang masalah menulis ringkasan bagi para
penulis pemula sebagai berikut.”
Atau “Pengarang buku yang berjudul Ayo Menulis
memulai uraiannya dengan menyebutkan hal-hal sebagai berikut.”
Kalimat penyambung dalam sebuah
rangkuman seperti contoh di atas tidak diperlukan. Penulis dapat langsung
melakukan kegiatan mencari pokok-pokok permasalahan terhadap tulisan yang akan
dirangkum sesuai dengan tulisan yang telah dibaca dan dipahami. Pokok-pokok
permasalahan dalam sebuah tulisan dapat diambil dari kalimat-kalimat utama
dalam setiap paragraf. Kalimat-kalimat utama tersebut selanjutnya
dihubung-hubungkan dengan menggunakan konjungsi atau dengan menambah kalimat
penghubung agar tampak koheren (padu). Kekurangkoherenan kalimat-kalimat dalam
rangkuman yang Anda susun dapat mengganggu pemahaman para pembaca.
Kegiatan merangkum sebenarnya tidak hanya dapat
dilakukan dengan menggabungkan setiap kalimat utama dalam setiap paragraf.
Kegiatan merangkum dapat pula dilakukan dengan mencari ide pokok dalam setiap
atau beberapa paragraf. Ide-ide tersebut selanjutnya dihubung-hubungkan dengan
menambah konjungsi atau kalimat penghubung lainnya.
Hal yang harus diperhatikan di
dalam membuat rangkuman adalah penggunaan bahasa yang digunakan di dalam
rangkuman. Bahasa rangkuman harus berbeda dengan bahasa asli penulis buku yang
dirangkum. Akan tetapi, bahasa rangkuman yang dibuat bertolak dari ide pokok
pengarang yang tertuang dalam setiap paragraf atau bacaan. Dengan demikian,
jika akan merangkum uraian pengarang dari suatu paragraf, penulis terlebih
dahulu perlu menemukan ide pokok yang terdapat di dalam paragraf tersebut,
kemudian diungkap ulang dengan menggunakan bahasa yang berbeda dan singkat.
Agar hasil rangkuman itu tidak
menyimpang dari uraian aslinya, ide-ide pokok setiap paragraf jangan diabaikan.
Bagaimanakah dengan menulis ikhtisar? Ikhtisar
adalah tulisan ringkas yang berisi pokok persoalan dalam sebuah bacaan. Dalam
pembuatan ikhtisar, penulis dapat langsung mengungkapkan persoalan dari suatu
bahan bacaan atau pembicaraan yang akan diikhtisarkan. Penulis dapat membuat
catatan atau memberi tanda tertentu pada bagian-bagian penting dalam bacaan
yang akan diikhtisarkan ketika membaca.
Dalam membuat ikhtisar, urutan isi
tidak perlu dipersoalkan dan bahasa disusun dengan gaya bahasa yang mudah
sehingga dapat dipahami oleh pembacanya. Dalam membuat ikhtisar dapat pula
dilakukan dengan cara menyesuaikan bahasa ikhtisar dengan pembaca atau yang
akan memahami ikhtisar tersebut. Penulis dapat pula memberikan penafsiran isi
bacaan sesuai dengan kajian ilmu yang didalaminya, namun tetap mempertahankan
pokok persoalan yang diungkapkan.
Langkah-langkah Menulis Rangkuman dan Ikhtisar
Untuk dapat menghasilkan sebuah
rangkuman yang baik, seorang penulis pemula perlu memperhatikan empat hal
pokok, yaitu:
(1) mampu membaca dengan baik
bacaan yang akan dirangkum,
(2) mampu memahami isi secara utuh
terhadap bacaan yang akan dirangkum,
(3)
mampu menemukan ide-ide pokok ataupun kalimat topik dalam bacaan yang akan
dirangkum, serta
(4) mampu menyusun kembali ide-ide maupun kalimat topik
yang telah ditemukan menjadi sebuah tulisan utuh dan koheren.
Untuk mencapai hal di atas,
langkah-langkah yang harus ditempuh bagi seorang penulis rangkuman adalah
sebagai berikut.
a.
Perangkum harus membaca uraian asli pengarang sampai tuntas agar memperoleh
gambaran atau kesan umum dan sudut pandang pengarang. Pembacaan hendaklah
dilakukan secara saksama dan diulang sampai dua atau tiga kali untuk dapat
memahami isi bacaan secara utuh.
b.
Perangkum membaca kembali bacaan yang akan dirangkum dengan membuat catatan
pikiran utama atau menandai pikiran utama setiap uraian untuk setiap bagian
atau setiap paragraf.
c.
Dengan berpedoman hasil catatan, perangkum mulai membuat rangkuman dan menyusun
kalimat-kalimat yang bertolak dari hasil catatan dengan menggunakan bahasa
perangkum sendiri. Hanya saja, apabila perangkum merasa ada yang kurang enak,
perangkum dapat membuka kembali bacaan yang akan dirangkum.
d.
Perangkum perlu membaca kembali hasil rangkuman dan mengadakan perbaikan
apabila dirasa ada kalimat yang kurang koheren.
e.
Perangkum perlu menulis kembali hasil rangkumannya berdasarkan hasil perbaikan
dan memastikan bahwa rangkuman yang dihasilkan lebih pendek dibanding dengan
bacaan yang dirangkum.
Hal yang juga harus mendapat
perhatian dari penulis rangkuman adalah tidak memberikan penafsiran baru
terhadap suatu pengertian yang diuraikan oleh pengarang asli. Selain itu,
perangkum tidak boleh memasukkan hasil pemikirannya sendiri ke dalam rangkuman
sebab akan mengaburkan pengertian gagasan yang diungkapkan oleh pengarang asli.
Pelatihan menulis rangkuman dapat
dilakukan dengan memberikan berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan bacaan
yang akan dirangkum. Pertanyaan-pertanyaan tersebut disusun berdasarkan
urut-urutan paragraf atau urutan topik dalam bacaan agar tidak mengubah urutan
topik bacaan asli. Jawaban pertanyaan tersebut dapat diungkapkan dalam kalimat
tunggal, kalimat majemuk, ataupun sebuah uraian singkat berdasarkan keinginan
perangkum.
Bagaimanakah langkah-langkah
menyusun ikhtisar? Langkah-langkah menyusun ikhtisar tak ubahnya dengan
langkah-langkah menyusun rangkuman. Hanya saja, setelah membaca bacaan yang
akan diikhtisarkan, penulis dapat langsung menambah dengan pengetahuan yang
dimiliki yang sesuai dengan bahan kajian dalam bacaan yang akan diikhtisarkan.
Hasil penggabungan tersebut selanjutnya ditulis kembali dalam sebuah ikhtisar
yang koheren.
http://berbahasa-bersastra.blogspot.com/2012/01/perbedaan-rangkuman-dan-ikhtisar.html
Kutipan Langsung dan Tidak Langsung
1:55 AM
nanda supremo
No comments
Kutipan Langsung dan Tidak Langsung
Kutipan adalah
pengulangan satu ekspresi sebagai bagian dari yang lain, terutama ketika
ekspresi dikutip terkenal atau eksplisit dihubungkan dengan kutipan ke sumber
aslinya, dan ditandai oleh (diselingi dengan) tanda kutip.
Prinsip-prinsip Mengutip :
1. Penulis
harus menahan diri agar tidak mengutip terlalu banyak sehingga tulisan yang
disusun menjadi suatu himpunan kutipan.
2. Penulis
harus memahami bahwa kutipan hanya menjadi bukti penunjang pendapat penulis.
3. Kutipan
dianggap benar jika penulis menunjukkan tempat atau asal kutipan sehingga
pembaca dapat mencocokkan kutipan dengan sumber aslinya.
4. Kutipan
hendaknya diambil seperlunya agar tidak merusak uraian sebenarnya;
5. Pada
kutipan langsung, penulis tidak boleh mengubah apapun dan andai kata penulis
tidak menyetujui apa yang dikutipnya atau menemukan kesalahan, ia dapat memberi
tanda : [. . .. ] atau [ sic]. Sic berasal dari kata latin sicut yang berarti
“dengan demikian”, “jadi..”, “ seperti itu”.
Terdapat dua
bentuk kutipan yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan
langsung adalah pemindahan secara lengkap, dalam arti kata demi kata, kalimat
demi kalimat sesuai dengan bunyi pada teks atau perkataan seseorang yang
dikutip oleh penulis. Pada kutipan tidak langsung, penulis melakukan parafrase
atau menggunakan kalimat-kalimat yang disusunnya sendiri menjadi ikhtisar atau
intisari berdasarkan apa yang dikutipnya.
Kutipan
Dalam penulisan
makalah, penulisan ilmiah, skripsi, buku dan lain-lain seringkali dipergunakan
kutipan-kutipan untuk menegaskan isi uraian
pustaka. Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang
pengarang atau ucapan seseorang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku atau
majalah-majalah.
Dalam bahasa Indonesia terdapat
dua jenis kutipan, yaitu
1. Kutipan Langsung
Kutipan langsung
adalah kutipan yang ditulis sama persis dengan sumber aslinya, baik bahasa
maupun ejaannya. Cara penulisannya sebagai berikut :
a) Kutipan yang panjangnya kurang dari empat
baris dimasukkan kedalam teks,
1. Diketik seperti
ketikan teks
2.Diawali dan diakhiri dengan tanda (“)
3. Sumber rujukan ditulis langsung sebelum atau
sesudah teks kutipan
b) Kutipan yang terdiri dari
empat baris atau lebih,
1. Diketik satu spasi
2. Dimulai tujuh ketukan dari batas tepi kiri
3. Sumber
rujukan ditulis langsung sebelum teks kutipan
2. Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak
langsung adalah kutipan yang tidak sama persis dengan aslinya. Adapun cara
penulisannya sebagai berikut :
1. Kalimat-kalimat
yang mengandung kutipan ide tersebut ditulis dengan spasi rangkap sebagaimana
dengan teks biasa
2. Semua
kutipan harus dirujuk
3. Sumber-sumber
rujukan harus ditulis sebelum atau sesudah kalimat-kalimat yang mengandung
kutipan